Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Si Rusa dan Kelomang

Pada zaman dahulu, di sebuah hutan lebat di Kepulauan Aru, hiduplah sekelompok rusa yang sangat bangga akan kemampuan lari mereka yang cepat. Selain merumput dan mencari makan, mereka sering menantang binatang lain untuk berlomba lari. Jika mereka menang, mereka akan mengambil alih tempat tinggal binatang yang kalah.

Di tepi hutan tersebut, ada sebuah pantai yang sangat indah. Di pantai itulah tinggallah seekor siput laut bernama Kelomang. Kelomang terkenal sebagai binatang yang cerdik dan sangat setia kawan. Suatu hari, Rusa mendatangi Kelomang dan menantangnya untuk berlomba lari hingga ke tanjung ke sebelas.

"Kelomang, aku menantangmu untuk berlomba lari sampai ke tanjung ke sebelas," kata Rusa dengan sombong. "Jika aku menang, pantai ini akan menjadi milikku!"

Kelomang yang tenang hanya tersenyum. "Baiklah, Rusa. Aku terima tantanganmu," jawabnya. "Tapi, jika aku yang menang, kamu harus berjanji tidak mengganggu kami lagi."

Rusa tertawa keras. "Hahaha, itu syarat yang mudah! Tidak mungkin aku kalah dari seekor siput lamban sepertimu!" katanya sambil terkekeh.

Dalam hati, Rusa sangat yakin ia bisa mengalahkan Kelomang. Bagaimana mungkin siput yang lambat bisa menang? Terlebih lagi, Kelomang selalu membawa cangkangnya yang besar, bahkan lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Pada hari yang telah ditentukan, Rusa mengundang semua kawannya untuk menyaksikan perlombaan. Sementara itu, Kelomang telah menyusun strategi. Dia mengumpulkan sepuluh temannya, menempatkan mereka mulai dari tanjung kedua hingga tanjung kesebelas. Kelomang sendiri akan berada di garis start. Dia memberi instruksi kepada teman-temannya untuk menjawab setiap panggilan dari Rusa.

Ketika perlombaan dimulai, Rusa langsung melesat dengan kecepatan penuh, meninggalkan Kelomang di belakang. Setelah beberapa jam berlari, Rusa tiba di tanjung kedua. Nafasnya terengah-engah, tetapi dia yakin Kelomang masih jauh di belakang. Dengan sombong, dia berteriak, "Kelomang, kau di mana sekarang?"

Seorang teman Kelomang yang sudah menunggu di tanjung kedua menjawab, "Aku tepat di belakangmu!"

Rusa terkejut bukan main mendengar jawaban itu. "Bagaimana bisa?!" serunya dalam hati. Dia tidak jadi beristirahat, melainkan kembali berlari dengan sekuat tenaga, mencoba memperlebar jarak dengan Kelomang.

Saat tiba di tanjung kelima, Rusa kembali berteriak, "Kelomang, kau di mana sekarang?"

Teman Kelomang yang lain, yang sudah menunggu di tanjung kelima, menjawab, "Aku tepat di belakangmu, Rusa!"

Rusa semakin panik. "Ini tidak mungkin!" pikirnya sambil berlari lebih cepat lagi, kakinya mulai lelah, dan napasnya semakin berat. Namun, dia tidak mau kalah dari seekor siput.

Setiap kali Rusa berteriak, "Kelomang, kau di mana?" selalu ada suara dari teman Kelomang yang menjawab, "Aku tepat di belakangmu!"

Akhirnya, saat memasuki tanjung kesepuluh, Rusa benar-benar kelelahan. Ia merasa kakinya sudah lemas dan napasnya semakin berat. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia berteriak sekali lagi, "Kelomang... kau di mana?"

Teman Kelomang di tanjung kesepuluh menjawab, "Aku tepat di belakangmu, Rusa!"

Rusa sudah tidak bisa mempercayai telinganya lagi. Dia kehabisan tenaga, napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya tidak mampu lagi melangkah. Memasuki tanjung kesebelas, Rusa akhirnya jatuh tersungkur dan mati kelelahan.

Kelomang yang asli, yang berada di garis start, akhirnya berjalan pelan-pelan menuju tanjung kesebelas, di mana semua temannya sudah menunggu. "Lihat, teman-teman, kita berhasil!" serunya dengan riang.

Dengan demikian, Kelomang tidak hanya berhasil mengalahkan Rusa, tetapi juga memperdayai rusa yang sombong itu. Kelicikan dan kecerdikan Kelomang serta kerja sama yang baik dengan teman-temannya berhasil menyelamatkan pantai indah yang menjadi tempat tinggal mereka. Kisah ini menjadi pelajaran bagi semua binatang di hutan itu, bahwa kesombongan tidak akan pernah membawa kebaikan.

Posting Komentar untuk "Si Rusa dan Kelomang"