Kisah Kancil dan Siput
Pada suatu hari, di dalam hutan yang lebat, hiduplah seekor kancil yang terkenal dengan kepandaiannya. Si Kancil selalu merasa dirinya paling pintar di antara semua binatang. Dia sangat percaya diri bahwa tidak ada satu pun makhluk di hutan yang bisa menandingi kecerdikannya.
Suatu pagi, dengan penuh keyakinan, Kancil melompat-lompat di depan teman-temannya yang sedang sibuk mencari makan. "Hei, kalian semua! Tidak ada binatang yang lebih cerdik dan pintar dariku!" serunya dengan suara lantang, sambil terus melompat-lompat dengan gembira.
Teman-temannya yang lain, meskipun mengakui kecerdikan Kancil, merasa jengkel dengan sikapnya yang sombong. Mereka mulai merasa tidak nyaman dengan Kancil yang terus-menerus membanggakan dirinya sendiri.
Di antara para binatang itu, ada seekor siput yang mendengar kabar tentang kesombongan Kancil. Siput pun merasa perlu untuk memberi pelajaran kepada Kancil. Ketika Kancil lewat di depannya, Siput menyapanya dengan tenang. "Selamat pagi, Kancil. Kau tampak sangat senang hari ini."
"Tentu saja!" jawab Kancil dengan percaya diri. "Aku adalah binatang paling cerdik di seluruh hutan ini!"
Siput tersenyum tipis dan berkata, "Kau mungkin salah, Kancil. Aku rasa akulah yang paling cerdik."
Kancil tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Siput. "Kau? Siput kecil yang lambat? Jangan bercanda! Mana mungkin kau lebih cerdik dariku, apalagi menang dalam perlombaan lari!" ejek Kancil dengan nada meremehkan.
Namun, Siput tetap bersikeras dan menantang Kancil untuk berlomba lari. "Jika kau merasa sangat cerdik, buktikan dalam perlombaan lari melawanku," kata Siput dengan tenang.
Merasa tertantang, Kancil menerima tantangan itu tanpa berpikir dua kali. "Baiklah, aku terima tantanganmu! Besok kita akan berlomba!" seru Kancil dengan penuh semangat.
Malam itu, Siput mengumpulkan semua saudara dan temannya. Ia mengatur strategi cerdik yang akan membuat Kancil terkejut. "Besok, kalian semua harus berbaris di sepanjang jalur lomba lari. Jika Kancil memanggilku, kalian harus menjawab seolah-olah kalian adalah aku," perintah Siput kepada teman-temannya.
Keesokan harinya, perlombaan pun dimulai. Saat aba-aba dimulai, Kancil langsung melesat dengan cepat, meninggalkan Siput di belakang. Setelah merasa cukup jauh, Kancil berhenti dan menoleh ke belakang sambil berseru, "Hei, Siput! Di mana kau sekarang?"
Dengan tenang, suara Siput terdengar dari depan, "Aku di sini, Kancil!"
Kancil terkejut mendengar jawaban itu. Ia berpikir mungkin ia telah salah perhitungan, jadi ia berlari lebih cepat lagi. Namun, kejadian yang sama terus berulang. Setiap kali Kancil berhenti untuk memanggil, suara Siput selalu datang dari arah depan.Akhirnya, ketika garis finish sudah dekat, Kancil berlari sekuat tenaga dengan keyakinan bahwa ia pasti menang. Namun, sesampainya di garis finish, ia dikejutkan oleh suara Siput yang sudah lebih dulu berada di sana. "Kau salah, Kancil. Aku sudah di sini sejak tadi," kata Siput dengan senyum penuh kemenangan.
Kancil terperangah. "Bagaimana mungkin kau bisa menang? Kau memang lebih cerdik dariku," katanya dengan rasa malu dan kecewa.
Setelah itu, Kancil mengakui kekalahannya dan meminta maaf kepada Siput atas kesombongannya. Siput menerima permintaan maaf Kancil dan mengingatkannya bahwa di dunia ini selalu ada yang lebih cerdik dari kita. Oleh karena itu, tidak ada gunanya bersikap sombong. Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus dihargai.
Posting Komentar untuk "Kisah Kancil dan Siput"