Asal Usul Ikan Duyung
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri bersama ketiga anak mereka yang masih kecil. Suatu pagi, mereka sarapan nasi dengan ikan sebagai lauknya. Masing-masing mendapatkan bagiannya. Namun, sang suami tidak menghabiskan ikannya dan berpesan kepada istrinya, "Istriku, simpan ikan ini untuk kita makan nanti sore."
Sang istri menjawab dengan lembut, "Baik, suamiku. Akan aku simpan ikan ini untuk nanti sore."
Saat waktu makan siang tiba, si bungsu tiba-tiba menangis keras. Dengan wajah penuh air mata, ia merengek, "Ibu, aku mau ikan! Aku mau makan ikan sekarang!"
Sang ibu mencoba menenangkannya, "Anakku sayang, ikan ini untuk ayahmu nanti sore. Kau makan saja nasi dengan sayur, ya?"
Namun, tangis si bungsu semakin menjadi-jadi, "Tidak! Aku mau ikan sekarang!"
Akhirnya, dengan berat hati, sang ibu memberikan sisa ikan tersebut kepada si bungsu agar tangisannya berhenti. "Baiklah, sayang. Ini ikannya, tapi jangan menangis lagi, ya."
Sepulang bekerja seharian di kebun, sang suami pulang dengan keadaan lapar dan lelah. Dalam pikirannya, ia membayangkan makan sore dengan ikan yang telah disimpan. Dengan cepat, sang istri menyiapkan makanan untuknya.
Sang suami memandang piringnya dengan heran, "Istriku, di mana ikan yang tadi pagi masih tersisa?" tanyanya dengan nada tajam.
Sang istri menunduk, merasa bersalah, "Maafkan aku, suamiku. Saat makan siang tadi, anak kita si bungsu menangis dan merengek minta makan ikan, jadi aku memberikannya."
Mendengar itu, sang suami justru marah besar. "Kenapa kau tidak bisa menahan anak kita? Kau tahu betapa laparnya aku setelah bekerja seharian!"
"Ia masih kecil dan sangat lapar, suamiku. Aku tak tahan melihatnya menangis begitu," jawab sang istri dengan suara bergetar.
Dengan nada dingin dan tanpa belas kasihan, sang suami berkata, "Mulai sekarang, kau pergi ke laut dan jangan kembali sebelum membawa ikan yang banyak sebagai pengganti ikan yang sudah dimakan tadi!"
Dengan hati yang hancur, sang istri berkata, "Tapi, suamiku, bagaimana dengan anak-anak kita? Mereka masih kecil, terutama si bungsu yang masih menyusu."
Sang suami tidak mau mendengar, "Itu bukan urusanku. Kau tetap harus pergi!"
Akhirnya, sang istri pergi meninggalkan rumahnya, meskipun ia sangat berat hati meninggalkan ketiga anaknya. Hari demi hari berlalu, tetapi sang ibu tak kunjung pulang. Ketiga anaknya merindukan ibunya dan akhirnya mereka pergi mencarinya ke laut. Namun, tak ada seorang pun yang mereka temui di sana.
Tiba-tiba, sang ibu muncul dari balik ombak dan menyusui si bungsu. "Ibu! Ibu sudah pulang!" seru si sulung.
Sang ibu tersenyum lembut, "Ibu belum bisa pulang, anak-anakku. Tapi jangan khawatir, ibu akan segera kembali. Sekarang, pulanglah kalian."
Meskipun berat hati, ketiga anak itu pulang ke rumah dengan janji ibu mereka akan kembali. Namun, waktu terus berlalu, dan sang ibu tidak juga kembali. Akhirnya, mereka kembali mencarinya ke laut. Di sana, mereka bertemu dengan sosok perempuan yang setengah tubuhnya bersisik sedang hendak menyusui si bungsu.Si sulung yang melihatnya langsung berkata, "Kau bukan ibuku! Ibu kami tidak seperti ini!"
Perempuan bersisik itu menjawab dengan suara lembut, "Aku adalah ibumu, anak-anakku. Lihatlah, ini ibu."
Namun, mereka tetap menolak mempercayainya, "Tidak, kau bukan ibu kami! Ibu kami tidak bersisik seperti ini!"
Berulang kali mereka memanggil-manggil ibunya, tetapi yang muncul hanya sosok perempuan yang sama, dengan setengah tubuhnya bersisik. "Anak-anakku, percayalah, ini ibu..." Namun, suara sang ibu mulai memudar, dan anak-anaknya tetap tidak mengakui sosok itu sebagai ibu mereka.
Dengan hati yang sedih dan penuh kebingungan, ketiga anak itu akhirnya meninggalkan laut, merasa bahwa mereka tidak pernah menemukan ibunya kembali.
Posting Komentar untuk "Asal Usul Ikan Duyung"