Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Raja Parakeet dan Pemburu yang Licik

Di sebuah hutan di Aceh, hiduplah seekor raja burung parakeet bersama seluruh rakyatnya. Mereka menjalani kehidupan yang damai dan tenteram, bebas terbang dan bernyanyi di antara pepohonan rindang. Namun, kedamaian itu tak berlangsung selamanya. Kehidupan mereka yang tenang mulai terusik dengan kehadiran seorang pemburu yang ingin menangkap mereka.

Pada suatu hari, pemburu itu datang dengan rencana licik. Dia menyebar perekat di sekitar sarang-sarang burung parakeet, berharap dapat menangkap mereka dengan mudah. Tak lama kemudian, para burung terjebak dalam perekat itu. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan sayap dan tubuh mereka dari perekat, namun upaya mereka sia-sia. Semakin mereka meronta, semakin kuat perekat itu menahan mereka. Ketakutan dan kepanikan menyelimuti seluruh kawanan burung, kecuali sang raja parakeet.

Raja parakeet yang bijaksana berkata, "Saudaraku, tenanglah. Ini hanyalah perekat yang dipasang oleh pemburu. Jika kita ingin selamat, kita harus berpura-pura mati saat pemburu itu datang."

Seekor burung muda bertanya, "Tapi, Bagaimana kita bisa tahu kapan waktunya untuk melarikan diri?"

Raja parakeet menjawab, "Ketika dia melihat kita, dia akan mengira kita sudah mati dan melepaskan kita dari perekat ini. Tunggulah sampai hitungan ke seratus sebelum kita bersama-sama terbang melarikan diri."

Keesokan harinya, pemburu itu kembali. Dengan hati-hati, ia mulai melepaskan burung-burung yang terperangkap dari perekatnya satu per satu. Dia mengamati mereka dengan cermat dan menyadari bahwa burung-burung tersebut tidak bergerak sedikit pun. Merasa yakin bahwa mereka semua sudah mati, ia mulai membuang mereka satu per satu ke tanah.

Namun, ketika ia berjalan menuju burung-burung yang tergeletak di tanah, nasib sial menimpanya. Pemburu itu tergelincir dan terjatuh.

"Ah, sial! Apa yang terjadi dengan kakiku?" gerutu pemburu itu sambil mengaduh.

Suara jatuhnya membuat burung-burung yang berpura-pura mati menjadi terkejut.

"Ini saatnya! Terbanglah!" teriak raja parakeet.

Dengan cepat, mereka semua terbang bebas ke udara. Pemburu itu hanya bisa terpana melihat burung-burung itu melarikan diri. Namun, di antara burung-burung yang terbang, hanya raja parakeet yang masih terjebak dalam perekat.

Pemburu itu segera menangkap raja parakeet. "Nah, kau tidak bisa lari sekarang," katanya dengan sinis.

"Jangan bunuh aku!" pinta raja parakeet dengan suara lembut. "Biarkan aku hidup, dan aku akan menghiburmu setiap hari dengan nyanyianku yang merdu."

Pemburu itu tergoda dengan janji raja parakeet. "Baiklah, aku akan membiarkanmu hidup," katanya, "tapi kau harus memenuhi janjimu untuk menghiburku."

Setiap hari, raja parakeet bernyanyi dengan suara yang sangat merdu, membuat pemburu itu terhibur. Kabar tentang keindahan suara burung parakeet itu akhirnya sampai ke telinga raja negeri tersebut. Sang Raja pun tertarik dan ingin memiliki burung parakeet yang terkenal dengan suaranya yang luar biasa indah.

Raja mengutus beberapa orang kepercayaan untuk menemui pemburu itu dan menawarkan harta yang sangat banyak sebagai imbalan untuk burung tersebut. Pemburu, tergiur oleh kekayaan yang ditawarkan, menyerahkan raja parakeet kepada utusan Raja.

Di istana, raja parakeet ditempatkan di dalam sebuah sangkar emas yang indah. Setiap hari, ia diberi makanan yang lezat dan enak, namun meskipun diperlakukan dengan sangat baik, raja parakeet merasa tidak bahagia. Ia selalu merindukan hutan Aceh, tempat tinggalnya yang sebenarnya.

Suatu hari, sang Raja datang untuk mendengar burung itu bernyanyi.

"Parakeet, nyanyikanlah sebuah lagu untukku," perintah Raja dengan penuh antusias.

Namun, raja parakeet hanya menundukkan kepalanya dan berkata pelan, "Maafkan aku, Yang Mulia, aku merasa tidak enak badan hari ini."

Raja mengangguk dan berkata, "Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk beristirahat."

Pada suatu hari, raja parakeet merencanakan sesuatu. Ia berpura-pura mati di dalam sangkarnya. Ketika pelayan istana melihatnya, mereka segera memberi tahu sang Raja.

"Yang Mulia, burung parakeet itu... dia tidak bergerak lagi," kata salah seorang pelayan dengan suara sedih.

Sang Raja sangat sedih dan memerintahkan agar burung parakeet itu dikuburkan dengan upacara kebesaran sebagai penghormatan terakhir.

Saat persiapan pemakaman berlangsung, burung parakeet diletakkan di luar sangkarnya.

"Inilah kesempatanku," pikir raja parakeet.

Melihat kesempatan itu, raja parakeet langsung terbang, mengepakkan sayapnya sekuat tenaga menuju kebebasan. Ia terbang tinggi di langit, meninggalkan istana dan menuju hutan Aceh yang sangat dirindukannya.

Pelayan-pelayan yang melihatnya terkejut dan berteriak, "Lihat, burung itu hidup! Dia terbang pergi!"

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan panjang, raja parakeet kembali ke hutan kediamannya. Di sana, rakyat burung parakeet setia menunggu kedatangannya. Mereka menyambut raja mereka dengan suka cita, merayakan kebebasan dan kembalinya sang raja parakeet yang bijaksana dan penuh cinta pada negerinya.

Posting Komentar untuk "Raja Parakeet dan Pemburu yang Licik"